Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
SABAR SA'DELO KANGGO SA'LAWASE

Kedewasaan Cinta dan Nafsu



Perbedaan diantara kita kadang sering terjadi, maka di situlah akan tumbuh cinta ketika memahami dengan secara dewasa. Tapi ketika memahami perbedaan dengan nafsu, maka benci akan tumbuh di hati kita


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat ayat 13)

 Pada ayat sebelumnya khitob yang digunakan ditujukan kepada orang-orang mukmin di mana ayatnya berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman”. sedangkan pada ayat ini khitobnya adalah untuk seluruh manusia dan menjelaskan tentang dasar penting yang menjamin tatanan dan ketetapan serta membedakan nilai hakiki kemanusiaan dari nilai-nilai palsu dan batil. Maka ayatnya mengatakan: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal”.

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa ayat di atas adalah melarang untuk berbangga diri dengan menggunakan nasab, maka maksud dari ayat “dari seorang laki-laki dan seorang perempuan” adalah Adam dan Hawa maknanya adalah Kami menciptakan kalian dari ayah dan ibu yang sama tanpa ada perbedaan antara yang berkulit putih dan hitam serta yang Arab dan non-Arab dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku bukan untuk saling memuliakan diri kepada yang lainnya tapi agar kalian saling mengenal sehingga sebagian kalian bisa mengenal sebagaian lainnya dan dengan begitu sempurnalah urusan sosial kalian dan hubungan kalian menjadi baik, inilah tujuan kenapa Allah menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku bukan untuk membanggakan diri dengan nasab atau dengan ayah dan ibu kalian.

Pendapat lain mengatakan bahwa maksud dari ayat “dari seorang laki-laki dan seorang perempuan” adalah laki-laki dan perempuan secara mutlak, dan ayat di atas adalah untuk menolak sikap mengutamakan diri dengan kelas-kelas secara mutlak seperti kulit putih dan hitam, Arab dan non-Arab, kaya dan miskin, majikan dan budak serta laki-laki dan perempuan, dan maknanya adalah wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan maka setiap orang dari kalian adalah manusia yang dilahirkan dari dua orang manusia dan kalian tidak punya perbedaan dari sisi ini, dan perbedaan bangsa-bangsa dan suku-suku diantara kalian bukanlah untuk memuliakan atau mengutamakan diri tapi agar kalian saling mengenal sehingga dengan itu sempurnalah urusan sosial kalian.

BACA JUGA :
  1. Perbedaan Kasih dan Sayang Orang Tua Terhadap Anak
  2. Optimisme Feat Motivasi
  3. Penyakit Hati Dan Penawarnya



Dalam kitab al-Amtsal disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan” adalah asal penciptaan dan pengembalian nasab manusia kepada Adam dan Hawa maka selama seluruh manusia berasal dari satu akar tidak diperbolehkan satu kabilah membanggakan diri atas yang lainnya dari segi nasab, dan Allah SWT menciptakan setiap kabilah dan memberikan mereka kekhususan dan tugas tertentu itu adalah untuk menjaga tatanan kehidupan sosial manusia, karena keragaman ini memancing manusia untuk saling mengenal, dan tatanan dalam masyarakat tidak akan tegak kecuali dengan pengenalan individunya, karena jika mereka memiliki model yang sama maka fitnah dan kekacauan akan menguasai masyarakat.

Makna Kata as-Syu’ub dan al-Qabail Para ahli tafsir berbeda pendapat dalam menjelaskan perbedaan antara as-syu’ub yang merupakan jamak dari kata sya’b (sekelompok besar manusia) dan al-qaba’il jamak dari qabilah, berkaitan dengan hal ini mereka memiliki beragam asumsi. Sebagiannya mengatakan bahwa cakupan as-sya’b lebih luas dari cakupan qabilah sebagaimana yang populer pada saat ini as-sya’b digunakan untuk bangsa tertentu yang besar. Sedang sebagian lainnya mengatakan bahwa kata as-sya’b digunakan untuk sekelompok orang Ajam adapun ¬al-qabilah adalah isyarat untuk sekelompok orang Arab. Sebagian lainnya mengatakan bahwa as-sya’b adalah isyarat untuk orang-orang yang dinisbatkan kepada daerah geografis yang mereka tinggali sedangkan al-qabail adalah isyarat untuk orang-orang yang dinisbatkan kepada keringat dan darah. Tetapi tafsiran yang pertama lebih cocok dari pada yang lainnya sebagaimana dzahir ayatnya.

Dalam Kitab al-Mizan disebutkan bahwa As-syu’ub adalah jamak dari As-sya’b sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Majma’ ia adalah sekumpulan besar dari manusia seperti suku Rabiah dan Madhar, sedangkan al-qabail jamak dari al-qabilah adalah di bawah (lebih kecil dari) As-sya’b seperti Tamim dari suku Madhar. Dan pendapat lain mengatakan bahwa As-syu’ub berada di bawah al-qabail dan dinamakan dengannya karena ia berkelompok-kelompok, ar-Raghib mengatakan: As-sya’b adalah al-qabilah yang berkelompok-kelompok dari satu kampung dan jamaknya adalah As-syu’ub. Pendapat lainnya mengatakan bahwa As-syu’ub adalah sekumpulan orang-orang non-Arab sedangkan al-qabail adalah sekumpulan orang-orang Arab. Dari pemaparan diatas tentu telah kita ketahui bahwa Allah memberi tanda bahwa sebenarnya perbedaan diantara kita bukanlah berarti perpecahan, kebencian dan idisintegrasi melainkan sebaliknya, yaitu persatuan, kasih saying dan harmonis.

PON-PES AL - ISTIQOMAH
PON-PES AL - ISTIQOMAH Website resmi dari Yayasan Pendidikan Al-Istiqomah Karya Guna (YAPIKA), Tanjungsari, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, 54382.

Post a Comment for "Kedewasaan Cinta dan Nafsu"

Pojok YAPIKA