Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
SABAR SA'DELO KANGGO SA'LAWASE

Yang Tak Pernah Kutahu Di Balik Tepi Sawah

 

( Sebuah Catatan Sederhana )
05.30 WIB // Tanjungsari

Pagi yang begitu ranum, tubuhku terkesiap saat kucium udara pagi yang mendamaikan, padi-padi yang beranjak menguning , seperti melambai-lambai kearah ku dibalik jendela lantai dua.

Aku terhipnotis dan beranjak melangkah dengan kuajak dua kawan yang memiliki kebiasaan pagi adalah selimut kenyamanan bagi mereka.


Di tepian sawah, mataku tak jemu memandang, kunikmati aliran sendu yang mengalir dengan aliran darahku, seakan terpompa keseluruh tubuh mungilku, kuhembus nafas kedamaian bak musik belantara.

Disudut lain kudapati semut yang menyapa pada alam, berbaris rampat berdampingan, belalang bersembunyi diantara irama musik yang menerbangkan dedaunan bersandar disela kerimbunan syahdu padi yang bersyair pada alam.

Hingga aku tetap mendalami lukisan ilahi sajaku menggema pada alam yang seakan tak pernah berhenti menunjukkan keindahannya.

Kedamaian desa terlihat pada pagi ini, damainya desa diisi oleh sekelompok orang bersepeda, para petani yang melanjutkan langkah dengan persenjataan lengkap, para pedagang bergairah dengan pikulan tudung, keringat dan keuletan mereka yang akan berganti rupiah saat tiba di pasar nanti.

Sikap tegur sapa, gotong royong, dan keramah-tamahan masyarakat desa adalah harmonisasi budaya desa yang menegak kuat, budaya desa seringkali menjadi keirian tersendiri bagi mereka yang terpenjara dalam kenyamanan kota, terbelenggu atas dasar hidup yang maju, kebutuhan semakin meningkat, gengsi melambung tinggi, dan ini, yang ini dan yang tak kunjung usai.

Diantara gedung-gedung tinggi berakar langit, lalu lalang kendaraan tak terhenti, mesin-mesin dengan kecanggihannya bergerak pagi menuju pagi, kepulan asap pabrik mengepung seluruh kota menutup pandang kemanusiaan, hiruk pikuk kota banyak menyimpan misteri, masyarakat menjadi apatis, rakus, dan keberagaman bukan menjadi tali kekuatan yang satu tapi justru bergeser menjadi perbedaan yang asing.

Lantas adakah syukur dalam diriku, dari sekian banyak syukur tak terhingga, lalu dengan apap mampuku mensyukuri nikmat pemberian mu, jika perjuanganku baru saja setapak melangkah seringkali ku akhiri dengan kata " Tak Mampu ".

Yang tak pernah kutau sebelumnya dari tepi sawah, yang tak semua orang mampu menerimanya, bahwa dari sederhana nya Desa ada surga yang tersembunyi.

 

"Pada tulisan-tulisan ini, yang tertulis, dari Nya, untuk Nya dan kembali pada Nya"

PON-PES AL - ISTIQOMAH
PON-PES AL - ISTIQOMAH Website resmi dari Yayasan Pendidikan Al-Istiqomah Karya Guna (YAPIKA), Tanjungsari, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, 54382.

Post a Comment for "Yang Tak Pernah Kutahu Di Balik Tepi Sawah"

Pojok YAPIKA