Mituhu Atau Cerdas?

Oleh ; KH. Amien Rosyid, BA.

Dalam riwayat yang masyhur, ketika Nabi menyelenggarakan sayembara. “Barang siapa malam ini baca Alqur an khatam, saya nikahkan dengan putri ku (situ Fathimah)”.

KH. Amien Rosyid, BA

Mendengar berita itu bergegaslah orang-orang yang berminat membaca Al-Qur’an (hafalan) dengan harapan jadi suami Siti Fathimah. Ketika Subuh tiba, Nabi datang ke masjid lagi dan bertanya. “Siapa yang berhasil khatam Al-Qur’an?” Para peserta sayembara menjawab dengan berbagai jawaban yang prinsipnya atau kesimpulannya mereka tidak mampu menghatamkan Al-Qur’an. Dalam keheningan, Ali bin Abi Tholib nyelethuk. “Saya berhasil khatam Al-Qur’an wahai Rosululloh SAW.

Komentar peserta dengan kompak : wah

bohong wahai Rosululloh SAW, dia sejak awal malam setelah jama’ah Isya dan Nabi pulang hanya tidur, sama sekali tidak membaca Alqur an 30 juz.

Shohabat Ali dengan kalem menjelaskan bahwa Nabi pernah memberi penjelasan bahwa surat Al-ikhlas bila dibaca sekali sama dengan menbaca sepertiga Al-Qur’an, untuk saya hanya membaca 3 kali terus tidur.

Wahhhh ramai orang disekitarnya berkomentar macam-nacam.

Dan kemudian Nabi mengakui ucapan itu benar dan berhasillah Ali bin Abi Tholib menikah dengan putri Nabi tanpa adanya persaingan dan kedengkian diantara lelaki peminat tersebut

Kisah itu apa karena "mituhu" apa karena "cerdas" ?

(bersambung renungan dluha 2)